Pada masa kehamilan daya tahan ibu hamil biasanya mengalami penurunan, sehingga lebih rentan terhadap infeksi virus, bakteri maupun parasit. Oleh karena itu diperlukan upaya preventif sebelum dan selama kehamilan untuk melindungi ibu hamil dari resiko tersebut. Namun demikian imunisasi yang dilakukan selama masa kehamilan harus sesuai dengan rekomendasi dari dokter, dimana dokter tidak merekomendasikan pemberian vaksin yang berasal dari virus yang hidup, karena dikhawatirkan justru akan menimbulkan infeksi dan membahayakan janin, mengingat daya tahan ibu yang cenderung rendah selama masa kehamilan. Itulah sebabnya imunisasi yang dianjurkan adalah vaksin yang mengandung virus mati yang tidak aktif. Lalu imunisasi apa sajakah yang direkomendasikan untuk ibu hamil? Berikut ini adalah ulasan lengkapnya untuk Anda.
Imunisasi Yang Direkomendasikan untuk Ibu Hamil
1. Influenza
Berdasarkan penelitian, ibu hamil yang menerima vaksin flu diketahui memiliki bayi yang lebih memiliki ketahanan dari serangan influenza. Resiko infeksi flu bisa mengalami peningkatan pada ibu hamil yang kekurangan gizi. Namun demikian, imunisasi flu yang menggunakan virus tidak aktif ini lebih dianjurkan untuk diberikan pada ibu hamil yang benar-benar terindikasi memiliki resiko mengalami kondisi flu yang parah, seperti halnya yang pernah terjadi di Amerika. Dimana akibat flu musiman yang terjadi di AS bahkan bisa membuat ibu hamil harus dirawat di rumah sakit.
Secara umum, imunisasi jenis ini aman untuk diberikan pada ibu hamil. Hal ini sesuai dengan Panduan Pemberian Imunisasi bagi Wanita Hamil dan Menyusui yang dikeluarkan oleh Center of Disease Control and Prevention seperti dikutip situs klinikonline.com, bahwa tidak ada pengaruh pada janin akibat pemberian imunisasi influenza kepada 2 ribu ibu hamil yang menjadi responden dalam penelitian tersebut.
Pemberian vaksin flu bisa diberikan pada usia kehamilan trimester ke dua atau ke tiga. Adapun kondisi ibu pada saat imunisasi harus benar-benar sehat, dan setelahnya harus istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi dan sebisa mungkin menghindari penderita flu. Karena menurut penelitian, ibu hamil yang terserang flu secara terus menerus bisa menyebabkan bayi yang dikandung lebih rentan mengalami gangguan perilaku, seperti autis.
Bayi diimunisasi (foto: gigisusu.net) |
2. Tetanus Toksoid (TT)
Resiko infeksi tetanus bisa terjadi pad rahim ibu setelah melahirkan, sedangkan pada bayi bisa terjadi ketika pemotongan tali pusat. Oleh karena itu imunisasi TT sangat penting untuk ibu hamil untuk mencegah resiko tersebut. Imunisasi TT biasanya diberikan sebelum pernikahan, dan jika terlewat bisa diulang pada masa kehamilan hingga dua kali dengan jarak satu sampai dua bulan.
3. Meningococcal
Meningitis atau radang selaput otak merupakan penyakit yang sangat berbahaya, dan jika ibu hamil memiliki riwayat penyakit meningitis maka hal itu bisa juga menjalar pada janin yang dikandung. Untuk upaya pencegahan bisa dilakukan vaksinasi meningococcal yang terbuat dari bakteri meningococcal yang sudah tidak aktif. Dan sebaiknya diberikan setelah usia kehamilan trimester pertama untuk menghindari resiko keguguran. Vaksin juga bisa diberikan jika kondisi ibu hamil benar-benar sehat.
Studi yang ada belum pernah menemukan adanya efek yang terjadi pada janin akibat pemberian vaksin ini, sehingga bisa dikatakan aman untuk diberikan pada ibu hamil, terutama bagi mereka yang terindikasi dapat terjangkit meningitis. Namun demikian faktor indikasi resiko yang tinggi menjadi pertimbangan penting bagi ibu hamil, terkait perlu tidaknya mendapatkan vaksin ini.
4. Hepatitis B dan A
Meski terbilang aman bagi ibu dan janin, namun jenis vaksin ini direkomendasikan pad ibu hamil yang memang memiliki resiko tinggi terkena Hepatitis B. Seperti misalnya pada petugas kesehatan yang rentan tertular jenis penyakit ini.
Adapun untuk vaksin Hepatitis A, sejauh ini belum bisa dipastikan terkait keamanannya untuk diberikan pada ibu hamil. Namun lebih dianjurkan bagi ibu hamil yang beresiko tinggi terhadap penyakit tersebut, misalnya memiliki kelainan hati, atau akan bepergian ke daerah endemis hepatitis A.
Jenis Imunisasi Yang Dilarang untuk Ibu Hamil
Jenis imunisasi yang dilarang adalah yang mengandung virus hidup, karena dikhawatirkan akan masuk ke dalam tubuh janin melalui plasenta.
Beberap jenis imunisasi yang tidak disarankan untuk ibu hamil antara lain adalah MMR, Varicella, HPV (Human Papilloma Virus) dan BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Jenis imunisasi HPV sangat tidak disarankan karena masih baru, sehingga perlu pengujian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat keamanannya bagi ibu hamil.
Pemberian vaksinasi tentu disesuaikan dengan kebutuhan ibu hamil, dan untuk mendapatkan informasi secara lengkap sebaiknya mengkonsultasikan pada dokter kandungan yang menangani.