Selasa, 02 Februari 2016

Tipe, Gejala dan Macam-Macam Sindrom Pramenstruasi (PMS) yang Wajib Kamu Tahu


Mengenal Jenis Sindrom Pramenstruasi dan Penanganannya

Bagi para wanita istilah PMS atau premenstrual syndrome atau sindrom pra menstruasi tentu sudah tidak asing lagi. Dimana PMS sering diartikan sebagai gejala dan ciri seorang wanita ketika akan mengalami menstruasi, baik itu secara fisik maupun emosi. Pada saat menjelang menstruasi umumnya para wanita mengalami berbagai keluhan, mulai dari kondisi tubuh yang lebih panas, payudara yang nyeri dan bengkak, hingga mual, pusing dan sakit kepala. Selain itu kondisi emosi juga cenderung lebih labil dan sensitif, tidak mengherankan jika menjelang menstruasi seorang wanita bisa uring-uringan tanpa sebab yang jelas atau hanya karena masalah sepele. Nah, pernahkah Anda mengalami hal itu? Jika ya, berarti Anda sedang mengalami PMS.

Cara Mengatasi PMS
Sindrom Pramenstruasi PMS (foto: www.theonethaimassage.co.uk)
Tahukah Anda jika PMS memiliki tipe dan gejala yang bermacam-macam? Bagi Anda yang belum memahami hal ini perlu diperhatikan bahwasanya, tipe dan gejala PMS yang akan Anda ketahui nantinya akan sengat berpengaruh terhadap mengatasi seputar keluhan menstruasi. Jika Anda penasaran mengenai apa saja tipe PMS dan bagaimana gejalanya, berikut ini ulasan lengkapnya untuk Anda. 

Tipe dan Gejala PMS yang Wajib Anda Tahu

Dr. Guy E. Abraham, seorang ahli kandungan dan kebidanan dari Fakulitas Kedokteran UCLA AS, membagi jenis PMS menjadi 4 tipe berdasarkan gejalanya, yaitu:

1. PMS tipe A (Anxiety)

Jenis PMS tipe A ditandai dengan gejala kondisi kejiwaan yang cenderung cemas, perasaan yang labil, saraf tegang dan lebih sensitif. Bahkan ada beberapa wanita yang mengeluhkan depresi ringan hingga sedang menjelang menstruasi. Kondisi tersebut disebabkan adanya ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Beberap peneliti mengungkapkan bahwa kondisi tersebut juga dimungkinkan karena kekurangan vitamin B6 dan magnesium.

Pada penderita PMA tipe A, disarankan untuk banyak mengkonsumsi makanan yang berserat dan mengurangi konsumsi kopi.

2. PMS tipe H (Hyperhydration)

Jenis PMS tipe H ditandai dengan gejala adanya pembengkakan (edema), payudara terasa nyeri, perut kembung, bengkak di kaki dan tangan, dan berat badan cenderung naik. Kondisi pembengkakan bisa disebabkan karena adanya penumpukan cairan pada jaringan di luar sel akibat tingginya asupan gula dan garam. Penanganan yang diberikan untuk mengurangi keluhan tersebut biasanya berupa obat deuretik untuk mengurangi cairan dan natrium di dalam tubuh. 

Upaya pencegahan terhadap PMS tipe ini bisa dilakukan dengan cara mengurangi asupan garam dan gula dalam konsumsi sehari-hari.

3. PMS tipe C (Craving)

Jenis PMS ini ditandai dengan gejala adanya rasa lapar dan cenderung ingin mengkonsumsi jenis makanan yang manis dan karbohidrat. Dan biasanya setelah 20 menit mengkonsumsi makanan dalam jumlaa yang banyak akan diikuti dengan keluhan hipoglikemia yang ditandai dengan gejala kelelahan, jantung berdebar, pusing bahkan dalam kondisi yang parah bisa menyebabkan pingsan. Hipoglikemia terjadi karena terjadi peningkatan hormon insulin di dalam tubuh.

Rasa lapar dan keinginan untuk mengkonsumis makanan manis bisa disebabkan karena adanya stress, tingginya asupan garam dan tidak terpenuhinya omega 6 (asam lemak esensial), ataupun karena kekurangan magnesium.

4. PMS tipe D (Depression)

Jenis PMS tipe ini ditandai dengan gejala timbulnya rasa depresi, lemah, gangguan tidur, ingin menangis tanpa sebab yang jelas, cenderung pelupa, kesulitan mengucapkan kata-kata dan cenderung merasa bingung. Biasanya PMS tipe D terjadi bersamaan dengan PMS tipe A. PMS tipe D disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara hormon progesteron dan estrogen, dimana hormon progesteron terlalu tinggi.

Kombinasi PMS tipe D dengan tipe A bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti misalnya kondisi stress, kekurangan magnesium, kekurangan vitamin B6, kekurangan asam amino tyrosine dan karena faktor penyerapan maupun penyimpanan timbal di dalam tubuh.

Sebagai upaya untuk mengurangi keluhan dari PMS tipe D maupun kombinasi dengan tipe A, maka disarankan untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung magnesium dan vitamin B6.

Ada kalanya seorang wanita juga mengalami kram perut menjelang menstruasi, namun ternyata keluhan tersbut tidak termasuk PMS walaupun kadang muncul bersama gejala PMS. Gejala kram perut lebih dikenal dengan istilah dismenorrhea. Kondisi dimenorrhea diyakini akan membaik bahkan bisa hilang jika seorang wanita telah melahirkan, namun tidak demikian dengan PMS.

Tips Aman Mencegah Keluhan yang diakbitkan PMS

Membatasi konsumsi makanan yang tinggi gula, garam, daging merah, protein, minuman bersoda, kopi, alkohol dan rokok.

Lebih banyak mengkonsumsi ikan, ayam, kacan-kacangan, sayuran hijau, makanan yang mengandung asam linoleat, makanan yang mengandung vitamin B6, dan magnesium.

Mengurangi konsumsi susu dan produk olahannya, dan bisa diganti dengan kedelai.

Melakukan aktivitas fisik atau olehraga secara teratur.

Menghindari stress dan menjaga berat badan.

Nah, itulah beberapa jenis PMS dan cara penanganan maupun pencegahannya, semoga bisa menambah pengetahuan Anda sehingga bisa meminimalisir keluhan PMS di bulan-bulan berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar